English Version

Senin, 30 Mei 2011

PELINDO III MENGGAPAI PELUANG

Senin, 30 Mei 2011
SURABAYA : Dari hasil Rapat Kerja BUMN Bidang Logistik dan Pariwisata, dengan 
tema “Together stronger” salah satunya dari sektor infrastruktur yaitu Pelabuhan, 
dengan kekuatan yang ada dimana Indonesia terdiri dari 1.888 Pelabuhan di Indonesia 
40% diantaranya merupakan Pelabuhan umum, dan dari 754 Pelabuhan umum, 
14% diantaranya dioperasikan PT Pelindo, yang meliputi  Pelindo I (Medan), 
Pelindo II (Jakarta), Pelindo III (Surabaya), Pelindo IV (Makasar).
Wilayah operasi PT Pelindo III mencakup 19% dari luas wilayah Indonesia. 

Jumlah penduduk pada wilayah operasi perusahaan sebanyak 41% dari total 
penduduk Indonesia, dan PT Pelindo III mengoperasikan 43 Pelabuhan atau 5,7% dari 
total Pelabuhan. Pelindo III mengoperasikan 43 Pelabuhan yang dikelola dalam 18 
cabang pelabuhan, dan memiliki 2 unit pengusahaan perusahaan TPKS dan unit 
perkapalan. Wilayah operasi perusahaan meliputi 7 provinsi (Jawa Timur, 
Jawa Tengah, kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Bali, Nusa Tenggara Barat, 
Nusa Tenggara Timur), serta memiliki 5 anak perusahaan, PT BJTI dan PT TPS 
merupakan operator terminal, PT PORTEK INDONESIA bergerak dalam 
bidang penyediaan dan pemeliharan peralatan pelabuhan, PT AMBANG BARITO 
NUSA PERSADA sebagai pengelola alur baru Barito dan PT Rumah Sakit 
Pelabuhan Surabaya.
Sejalan dengan perubahan undang-undang pelayaran dan peraturan pemerintah 
tentang kepelabuhanan perusahaan telah menyempurnakan visi perusahaan pada 
tahun 2009 yang tertuang dalam rencana jangka panjang perusahaan tahun 2009 - 2013.
  • Misi perusahaan diarahkan untuk memberikan jaminan pelayanan prima, memacu efisiensi biaya logistik nasional, memenuhi harapan stake holder yang didukung dengan SDM kompeten dan berkinerja handal guna memperlancar arus perdagangan.
Bisnis inti perusahaan akan lebih diarahkan pada pengusahaan jasa terminal bongkar 
muat selaras dengan reposisi perusahaan dari port operator menjadi terminal operator. 
Dari 100% biaya kepelabuhanan yang dikeluarkan oleh pemilik barang, 15% 
merupakan biaya yang dibayarkan kepada pelabuhan selaku port operator dan 
selebihnya 85% dibayarkan kepada perusahaan bongkar muat. Khusus untuk pelayanan 
di terminal petikemas, biaya kepelabuhanan 100% diterima oleh PT Pelindo, dan saat 
ini kebutuhan untuk pelayanan bongkar muat petikemas di cabang-cabang 
semakin meningkat, untuk itu diperlukan beberapa investasi peralatan untuk 
mendukung pelayanan petikemas diwaktu mendatang.
Menurut Iwan Sabatini, Corporate Public Relation bahwa pada tahun 2009, jumlah 
arus kapal dalam unit dan barang dalam ton mengalami penurunan, khusus penurunan 
arus barang dalam ton merupakan kejadian pertama dialami perusahaan. Jumlah 
arus barang sebesar 110 juta ton yang ditangani perusahaan memberikan kontribusi 
sebesar 17,80% kargo nasional dalam satuan ton. Arus petikemas mengalami 
kenaikan akibat tingginya pertumbuhan arus petikemas domestik sebesar 24 % 
sedangkan arus petikemas internasional tahun 2009 mengalami penurunan sebesar 8% 
Arus penumpang yang dilayani per tahun berkisar 3 juta orang.
Dividen yang dibayarkan perusahaan kepada pemerintah menunjukkan pertumbuhan 
setiap tahun dan mencapai Rp. 246 Milyar pada tahun 2008, dan di tahun 2009 sebesar 
Rp. 222 Milyar.
Kondisi perusahaan sehat (AA) dan menunjukkan skor rata-rata 88,88.
Manajemen menargetkan tahun 2012 tidak ada pelabuhan cabang yang rugi dengan 
upaya implementasi individual port tarif, efisiensi biaya over head dan operasi 
pelayanan bongkar muat.
Anak perusahaan yaitu PT BJTI merupakan spin off divisi usaha terminal pelabuhan 
tanjung perak pada tahun 2002, perusahaan ini mengoperasikan tambatan sepanjang 
1.620 M dengan  Cargo unggulan yang ditangani pada tahun 2009 petikemas 
domestik sebanyak 720 ribu Teu’s, petikemas internasional 103 ribuTeu’s dan curah 
kering sebanyak 2 juta ton, sedangkan Terminal Petikemas Surabaya yang juga 
merupakan anak perusahaan telah memberikan kontribusi laba sebesar 35% dari total 
laba PT Pelindo III, yang pada tahun 2009 menangani petikemas sebanyak 1,1 juta 
Teu’s. Privatisasi PT TPS dilakukan pada tahun 1999, yang dilakukan secara terbuka 
dan P&O, dimana Pada tahun 2006 terjadi Perubahan pemegang saham PT TPS dari 
P&O ke DP World. PT TPS merupakan salah satu terminal kontainer dari 67 
terminal kontainer yang dikelola DP World.

Maket rencana pembangunan Teluk Lamong
Menurut Husein Latif, Direktur Komersial & Pengembangan Usaha, bahwa upaya-
upaya pengembangan Usaha dari Pelindo III yang sedang berjalan adalah :
di Jawa Timur
Pengembangan terminal Multipurpose Teluk Lamong untuk menunjang peran 
pelabuhan Tanjung Perak sebagai pusat distribusi barang dari dan ke Indonesia Timur.

Rekonfigurasi Terminal Multipurpose Nilam Timur untuk mengantisipasi pertumbuhan 
arus petikemas domestik.

Program pelebaran dan pendalaman Alur Pelayaran Barat Surabaya bekerjasama 
dengan pemerintah Provinsi Jawa Timur guna menunjang kelancaran arus 
barang dan efisiensi biaya logistik.


Jawa Tengah
Sinergi dengan pemerintah Provinsi Jawa Tengah untuk mengembangkan Inlet 
Terminal Batubara di pantai utara Jawa Tengah


Kerjasama pengembangan Dry Port di Jogjakarta untuk mendorong ekspor usaha 
kecil menengah
Kalimantan Selatan
Pengoperasian Alur Baru Barito mulai 1 Januari 2009 bekerjasama dengan 
Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan.

Pengoperasian terminal petikemas Banjarmasin untuk memperlancar arus 
perdagangan


Kalimantan Tengah

Pengoperasian Terminal multipurpose Bagendang di Sampit dan Bumiharjo Kumai 
untuk meningkatkan kapasitas pelabuhan 


Bali
Persiapan Revitalisasi pelabuhan Benoa menjadi pelabuhan wisata selaras dengan 
program pemerintah Provinsi Bali dan mengalihkan kegiatan bongkar muat secara 
bertahap ke pelabuhan Celukan Bawang


Nusa Tenggara Barat & Nusa Tenggara Timur
Kerjasama dengan perusahaan pelayaran angkutan petikemas untuk membuka 
jalur pelayaran kedaerah timur guna mengurangi biaya logistik dengan merubah 
pola pengiriman barang dari general cargo/kapal RORO menjadi petikemas

Pada tahun 2009 telah dibuka pelayaran petikemas pada pelabuhan Lembar di NTB 
dan Maumere di NTT, pada tahun 2010 akan dikembangkan untuk pelabuhan Badas di 
NTB dan Waingapu di NTT.


Beberapa catatan pada pelayanan petikemas sbb :
PERTUMBUHAN ARUS PERIKEMAS PELINDO III

Surabaya*
Semarang
Bjmasin
Sampit
Benoa
Kumai
Kotabaru
Lainnya
BOX
TEU’s
1.918.800
2.427.818
217.725
355.324
225.757
244.617
26.838
27.238
22.528
31.920
8.651
8.701
9.420
9.420
557
557


Dalam meningkatkan pelayanan serta meraih peluang bisnis, Manajemen Pelindo III 
telah menyiapkan dana untuk investasi ditahun 2010 sebesar Rp. 1,5 Triliun.

Sumber: pp3.co.id

0 komentar:

Posting Komentar

 
◄ Free Blogger Templates by The Blog Templates | Design by Pocket