English Version

Senin, 30 Mei 2011

Pipa Kodeco Sebabkan Inefisiensi Ekonomi Jatim Hingga 50%

Senin, 30 Mei 2011
JAKARTA - Pipa minyak dan gas milik Kodeco Energy Ltd yang dinilai menghambat alur pelayaran barat Surabaya (APBS) telah menyebabkan inefisiensi perekonomian sekira 40-50 persen di Jawa Timur.
Demikian disampaikan Gubernur Jawa Timur Soekarwo sebagaimana dikutip dari keterangan Pelindo III di Jakarta, Rabu (18/8/2010).
 Sebelumnya pipa tersebut terpasang di kedalaman enam meter dari dasar laut. Hal ini mengakibatkan arus bongkar-muat kapal di Pelabuhan Tanjung Perak terganggu. 

Kapal-kapal yang mengangkut kontainer hingga 5.000 Teus harus menunggu dua hingga tiga hari untuk bisa melintas perairan di atas pipa tersebut. 

Itu pun harus dalam situasi air laut pasang. Saat ini pipa itu dalam posisi 8,5 meter dari dasar laut dari target sedalam 12 meter. Namun, Gubernur dan kalangan pengusaha di Jatim meminta pendalaman dapat mencapai 19 meter.

Sementara itu, Menko Perekonomian Hatta Rajasa menyatakan bahwa dalam jangka pendek problem pelayaran ini cukup dengan melakukan pendalaman pipa hingga minus 19 LWS, dan untuk kebijakan tersebut, sudah disepakati pendalaman akan dimulai tanggal 27 Agustus dan berakhir pada 10 November 2010 besok.

Sedangkan Menteri Perhubungan Freddy Numberi justru mendesak agar pipa gas Kodeco harus segera disingkirkan dari APBS, mengingat kejenuhan di Pelabuhan Tanjung Perak sudah sangat tinggi dan juga dapat menghambat realisasi pembangunan Pelabuhan baru, Socah, di Bangkalan, Madura.

"Untuk mengurangi kepadatan Tanjung Perak, Pelabuhan Socah (Bangkalan, Madura) harus segera direalisasikan. Pelabuhan Socah tidak dapat beroperasi, kalau pipa Kodeco tak segera dipindahkan," ungkap Freddy.

Bagi pihak Pelindo III sebagai penanggungjawab Pelabuhan, berusaha untuk mewujudkan harapan stakeholder dengan melakukan pelebaran dan pendalaman alur dengan tahapan -12 meter, -14 meter dan -16 meter kemudian agar menjadi -19 meter, supaya kecelakaan kapal Tanto yang terjadi 1,5 tahun yang lalu dan inefisiensi muatan yang terjadi saat ini tidak terjadi lagi di masa mendatang.

"Untuk itu pemerintah diharapkan bisa mendorong Kodeco untuk menyamakan pemikiran yaitu menghilangkan atau mencabut hambatan utama bagi tumbuhnya perekonomian dan perdagangan Jawa Timur dan Indonesia tengah dan timur melalui peyendiaan Pelabuhan yang highly acessible dan productive di Pelabuhan Tanjung Perak," ungkap Direktur Pemasaran dan Pengembangan Usaha Pelindo III, Husein Latief.

0 komentar:

Posting Komentar

 
◄ Free Blogger Templates by The Blog Templates | Design by Pocket